Sahabat-sahabatku
rindu adalah sebuah kata yang sering terucap oleh mahluk yang memiliki cinta,
yah tepatnya mahluk Tuhan bernama manusia. semua manusia di muka bumi ini
sudahlah pasti memiliki cinta, hanya saja setiap cinta memiliki cara merindu yang berbeda-beda terhadap apa yang ia cintai. Ada yang setiap saat selalu merindu, ada pula yang
melangkah jauh barulah timbul nuansa rindu, ada pula yang berpura-pura tak
rindu namun hatinya sangatlah merindu. Maka jagalah rindumu dengan berseerah
pada semesta, agar kelak rindumu terwujud disandingkanNya dan tak tersesat
untuk pulang.
Sajak-sajak
ini teruntuk mahluk-mahluk yang merindu, dan salah satu caraku mengikis sedikit
dosisnya ialah menuangkannya dengan menulis puisi.
Secangkir
Kopi
Seperti sediakala kutuangkan rindu
pada secangkir kopi yang melarutkan
pilu
Seperti sediakala kuterima bayangmu
menari-nari di paruh waktu
Tanpa kusudahi gerakmu
yang memburu nafas jiwa peramu
Lalu segera kuteguk nuansamu
dalam manisnya kopi hitamku.
Tagerang, 25 Juli 2018.
Kunci
Dalam Damai
Sudah tiada gurau yang bersemi
Tak ada alasan datang menepi
Pun celah untuk pergi
Cukuplah senyummu menetap dalam
sanubari
Walau kadang tertatih-tatih
Menyapu ragu yang berlebih,
mengalah dan berserah
adalah jalan yang sunyi
agar kau tetap kembali.
Tangerang, 29 Juni 2018.
Jalan
Sunyi
Aku ingin duduk di sampingmu
setiap saat mata terpejam
Bersandar di bahumu yang bukan
tumpuanku
Aku hilang sadar
kala luka yang kau tanam menjalar
Tak ingin menghindar
Cukup butir permata yang jatuh
sebagai ramu pemudar
Aku ingin tetap terpejam dan bersandar
berkeluh kesah pada angin yang
melambai-lambai
Hingga pintamu datang mengetuk
jendela mataku
seolah kita baik-baik saja dan
saling jatuh cinta.
Kronjo, 28 Juni 2018
No comments:
Post a Comment