Thursday, November 9, 2017

Mengenang jasa pahlawan

Mengenang Kisah Heroik Srikandi Banten Nyi Mas Melati
      
      Banten adalah wilayah yang dikerumuni pahlawan dan jawara-jawara hebat. Tak ketinggalan dengan para ulama dan kiyai yang ahli dalam bidangnya. Banten pula tidak ketinggalan dengan sosok pahlawan wanita yang super heroik. Mungkin masih banyak dikalangan kita yang tidak tau dengan pahlawan wanita ini, yang sangat gagah berani melawan kompeni pada era penjajahan. Bahkan karena jasanya dahulu, namanya diabadikan sebagai nama gedung di jalan Daan Mogot, dan nama jalan. Pahlawan ini bernama Nyimas Melati.
           
        Menurut beberapa sejarah literatur, Nyimas Melati adalah anak perempuan dari Raden Kabal yang turut dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Ia juga termasuk keturunan ke-18 dari Sultan Maulana Hasanudin.  Pada tahun 1918 Tangerang dikuasi sekolompok tuan tanah yang mendapat dukungan penuh dari pemerintahan kolonial. Mereka menguasai berbagai aspek kehidupan terutama di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Karena adanya pemerasan dan tekanan yang berlebihan hingga membuat masyarkat sangat sengsara dan menderita. Maka pemberontakan rakyat pun tidak tertahan lagi. salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Kabal ayahanda Nyimas Melati. Melihat Ayahnya berjuang untuk kesejahtraan masyarakat, Nyimas Melati tidak tinggal diam dalam hal itu ia pun ikut serta mendampingi sang ayah untuk melawan kompeni.  Salah satu pertempuran yang tertulis  dalam sejarah ialah perang Pabuaran Subang yang mengugurkan Pangeran Pabuaran dari Subang salah satu pendukung Raden Kabel dan Nyimas Melati.

Keberanian Nyimas Melati sangatlah luar biasa. Ia juga dinilai pandai bela diri maupun olah kanuragan. Nyimas melati mendapatkan julukan sebagai singa betina, karena keberaniannya melawan penjajah sungguh tidak diragukan lagi. Beberapa cerita menyebutkan tetakala perempuran yang terjadi di  perbatasan Balaraja Nyimas Melati memimpin pertempuran melwan belanda yang dibantu oleh cina-cina pro Kompeni. Kala itu Sri Kandi Banten ini meneriakkan kata SERANG...! yang menggelegar sampai terdengar oleh musuh. Setelah mendengar teriakan itu para kompeni–kompeni itu seperti diselimuti ketakutan.

Tempat perisistirahatannya yang terakhir di Desa Saga, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Konon makam tersebut sudah lama adanya sejak zaman Belanda. Kini kisahnya tercatat dalam sejarah negeri ini, dan akan selalu dikenang oleh generasi-generasi bangsa.





Sumber :
               Sindonews.com
                Majalahkartini.co.id


3 comments:

Contoh Surat Lamaran Pekerjaan yang Dibutuhkan Oleh Industri dan Instansi

            Surat lamaran pekerjaan merupakan surat resmi yang ditujukan untuk instansi atau lembaga yang bertujuan untuk mendapatkan pekerj...