Thursday, May 4, 2023

PUISI UNTUK IBU



"Teringat tembang timangmu"
Karya: Iqbal Qurnawan

Dalam kesucian hati, ku meronta dan meringkih
Inginku lontarkan kicauan manja pada bidadari dunia itu
namun patahan kaca tak kuasa tuk kau mengerti
hingga ku menggeliat di hamparan alas penuh kasih

Tangisku mulai meraung, menginginkan belaian kasihmu
Kau berlari membawa cinta tulus dalam jiwa
Menimang-nimangku dalam lautan langit-langit
seraya mencium wajah beliaku
Sajak rindu yang ku kenali dan melekat di hati berkicau seperti ini
“mutiara syurgaku, tidurlah dalam dekap kehangatanku
kelak timang-timanglah Aku yang mulai rapuh terpahat oleh waktu”.
Demikian ungkapmu

Aku tak tau makna yang kau ungkapkan kala itu
hanya senyum belia yang mampu kupancarkan dari wajah mungilku
Tak sadar, betapa dalam kasih tersisip dalam bait katamu

Kini, langkah kakiku menafsirkan pengorbananmu
Kau bukanlah penebar harum tanpa bunga
dan cahaya tanpa lentera
tapi malaikat tak bersayap berhati permata
tiada lagi wanita semulia dirimu
syurga pun merindukan kehadiran mu
hingga rida Semesta terletak di bawah telapakmu

Kronjo, 10 April 2016.

"Seumpama Terjeda"
Iqbal Qurnawan

Seumpama waktu sejenak rehat dipangkumu
tiada lagi pelukan yang kujauhkan dari isak malu

Seumpama fajar tak mengundang petang
Kuserahkan abdiku seutuhnya di bait sabdamu

Seumpama takdir tak menghisap usiamu
Kupersembahkan hal manis  luput dari tangis

Hanya seumpama di atas keningku
yang mengusik lintas darahku
Kini kau sebatas hidup di hati
Menjauh dari sorot kornea bumi,
kala kupungguk keranda suci yang mengakhiri.

Tangerang, 30 November 2017.

Tangisan Ibu Pertiwi
Iqbal Qurnawan

Tangisan ibu pertiwi menggetarkan kota yang menua
Pulau jawa, selat sunda dirundung resah  dan pilu
Sekalipun itu merapi maka tak sanggup lagi menahan racunnya
Melihat sangsaka yang hanya dijunjung oleh rapat negara

Pejuang  hanya bisa merintih perih
Melihat tirani dari politik tertawa bersuka ria
Tetesan  tinta hitam selalu ditorehkannya
Hingga warna bangsa menjadi hitam tiada asa

Kini rintihan rakyat hanya sebagai puyuh laga
Pejabat bangsa menutup rapat mata hatinya
Dengan borgol saham dan lembaran nominal
Harta, tahta, dan nafsu kerakusan membungkus nurani

Sadarlah wahai penguasa negeri
Ingatlah sang bunda merintih perih
atas goresan tinta hitammu
Jadilah raja adil raja disembah
Ingatlah raja lalim raja disinggah

Tangerang 12 Maret 2016






No comments:

Post a Comment

Contoh Surat Lamaran Pekerjaan yang Dibutuhkan Oleh Industri dan Instansi

            Surat lamaran pekerjaan merupakan surat resmi yang ditujukan untuk instansi atau lembaga yang bertujuan untuk mendapatkan pekerj...